ƸӜƷ ♥بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ♥ƸӜƷ
Ku pinang engkau dengan Al-Quran(versi Indonesia)
Pada zaman Rasulullah SAW proses pernikahan yang terjadi terkesan begitu mudah dan sederhana tanpa harus menunggu kemampuan dunia terlebih dahulu. Salah satu
contohnya adalah ketika suatu saat Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya, datanglah seorang wanita menghadap beliau lalu berkata. “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kedatangan saya ini tidak lain adalah untuk mengkhitbahkan diriku kepadamu”. Maka Rasulullah pun memperhatikan wanita itu. Kemudian baginda hanya mengangguk-anggukkan kepala sahaja tanpa sebarang kata. Melihat hal itu wanita tersebut faham bahwa Rasulullah belum menghendaki dirinya. Wanita itu lalu duduk. Tak berapa lama kemudian bangkitlah salah seorang sahabat Rasulullah dan berkata :
" Ya Rasulullah, jika engkau tak menginginkannya maka nikahkanlah ia denganku saja."
Rasulullah bertanya kepada lelaki tersebut, “Apakah engkau mempunyai sesuatu (untuk mahar)?”
Dia menjawab, “Demi ALLAH saya tidak memiliki apa-apa ya Rasulullah.”
“Pergi dan temuilah keluargamu, barangkali kamu mendapatkan sesuatu disana.” Pinta beliau. Lelaki itupun mengikuti saran Rasulullah SAW.
Tak berapa lama kemudian ia kembali lagi lalu berkata,
“Demi ALLAH saya tidak mendapati sesuatupun disana”. Rasulullah SAW bersabda: "Lihatlah kembali, walau hanya sekedar cincin besi.”
Dia pun pulang, lalu kembali menemui Rasulullah, seraya berkata, “Demi ALLAH wahai Rasulullah, saya tidak mendapati apa-apa disana walau sekedar cincin besi sekalipun. Tetapi ini saya mempunyai kain sarung.”Lelaki itu bermaksud membagi kain sarung yang dipakainya menjadi dua bagian, separuh untuknya danselebihnya untuk mahar.
Baginda SAW bersabda “Apa yang hendak engkau lakukan dengan kainmu itu ? Jika engkau mengenakannya, ia tidak dapat menggunakan sisa kainnya, demikian pula jika ia mengenakannya engkau tidak dapat menggunakan sisa kainnya.”
Rupanya kain tersebut hanya cukup untuk satu orang, jika dibagi dua justru tidak dapat dimanfaatkan untuk menutup aurat. Maka laki-laki itupun duduk dalam jangka waktu yang lama, kemudian bangkit dan pergi meninggalkan tempatnya.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menyuruh seseorang untuk memanggilnya kembali, dan menanyakan apakah ia mempunyai hafalan Al Qur`an. Setelah lelaki tersebut menyebutkan hafalan Al Qur`an yang dimilikinya, Rasulullah SAW bersabda,
“Pergilah, aku telah berikan wanita itu kepadamu dengan hafalan Al Qur`an yang engkau miliki.”
Demikianlah kemudahan menikah pada zaman kenabian.
Adakah yang ingin mencontohnya ?
Di zaman yang moden ini, mungkin harta dan tahta menjadi titik ukur seseorang untuk dijadikan maharnya. Tapi sangat sedikit sekali yang memiliki mahar dengan sebuah hafalan al-Qur’an. Meminang dengan al-Qur’an bukan bererti meminang dengan seluruh hafalan yang ada akan(tapi kalau dah masyi apa salahnya:D) tetapi memberikan mahar dengan mengajarkan kandungan, isi, amalan yang ada di dalam al-Qur’an kepada sang isteri. Adakah yang ingin mencontohnya ?
Mahar yang dinanti.. Bukan senaskah Al-Quran tetapi 30 juzuk hafalan Al-Quran^__~ |
**RABBI, sampaikan cita-citaku ini**